Hikmahanto: Pemerintah RI Harus Siap-siap Soal Bocoran Dokumen dari WikiLeaks

Situs wistleblower WikiLeaks akan membocorkan 3.000 dokumen lebih dari Kedubes AS di Jakarta. Terkait hal ini, pemerintah Indonesia harus bersiap-siap agar tidak ada reaksi berlebihan dari masyarakat.

"Kita harus siap, kita ini disebut apa. WikiLeaks ini membocorkan rahasia penyebutan pemerintah setempat. Misalnya seperti kisah Presiden Prancis. Nanti ini kalau sudah muncul dianalisa, kira-kira apakah pemerintah Indonesia, pejabatnya menghambat kepentingan Amerika atau tidak, mungkin dalam konteks melawan terorisme," ujar pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana, kepada detikcom, Rabu (1/12/2010).

Yang bahaya, kata dia, kalau secara mentah dikonsumsi publik Indonesia. Hal itu bisa membuat masyarakat termakan dengan sikap pemerintah AS. "Sehingga justru publik yang akan marah kepada AS. Ini harus disiapkan langkah juga untuk meng-handle itu," lanjut guru besar UI ini.

Bagaimana pemerintah Indonesia harus bersiap-siap? "Dikomunikasikan dari sekarang kepada publik agar jangan responsif dan bereaksi berlebihan," kata Hikmahanto.

Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus siap mempertanyakan soal itu ke pemerintah Amerika. Perlu dikomunikasikan dengan Washington bagaimana menyikapi masalah ini, terutama dalam menghadapi reaksi publik.

"Harus tetap dipertanyakan ke AS, karena nanti pasti ada pertanyaan dari publik. Ada bocoran begitu kok tenang-tenang saja," sambung Hikmahanto.

Seperti dilansir detikcom dari situs resmi WikiLeaks, Rabu (1/12/2010), akan ada 251.287 kawat-kawat diplomatik yang akan dibocorkan ke publik. Kawat diplomatik ini utamanya dari Kemenlu AS ke berbagai Kedubes mereka di seluruh dunia dan sebaliknya. Periodenya dari 28 Desember 1966-28 Februari 2010.

Kawat diplomatik yang paling banyak dibocorkan adalah dari Kemlu AS sekitar 8.000 dokumen, kemudian dari Kedubes AS di Ankara, Turki, nyaris 8.000 dokumen.

Nah, ternyata ada juga dokumen rahasia dari Kedubes AS di Jakarta. Jumlahnya pun lumayan, ada sekitar 3.000 lebih kawat diplomatik dari dan ke Kedubes AS di Jakarta.

Namun hingga hari keempat WikiLeaks merilis kawat-kawat diplomatik itu, belum ada satu pun dokumen yang dibocorkan dari Kedubes AS di Jakarta. WikiLeaks mengeluarkan dokumen rahasia itu sedikit-sedikit.

WikiLeaks hanya memberikan gambaran secara umum dokumen-dokumen yang mereka bocorkan. "AS memata-matai sekutunya dan PBB, menutup mata terhadap korupsi dan pelanggaran HAM, lobi-lobi pintu belakang, melobi untuk kepentingan perusahaan AS," demikian sedikit gambaran WikiLeaks.

Salah satu kabel diplomatik yang dibocorkan situs WikiLeaks adalah kehidupan pribadi Presiden Prancis Nicolas Sarkozy. Pada tahun 2007 lalu, para diplomat AS khawatir bahwa perceraian Sarkozy dari istrinya waktu itu, Cecilia, telah menyebabkan sekutu mereka itu lebih gampang marah dan tak terduga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Kalahkan Hamas, Israel Konsultasi ke Fatah dan Mesir

Wikileaks Sebut China Siap Tinggalkan Korea Utara