Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2010

Dokumen tentang Indonesia yang dibocorkan WikiLeaks

Wikileaks memiliki sebanyak 3.059 dokumen rahasia Amerika Serikat yang terkait Indonesia. Dokumen itu merupakan semacam laporan diplomatik yang dikirim dari Kedubes AS di Jakarta dan Konjen AS di Surabaya. Situs Wikileaks berjanji akan mempublikasi dokumen itu secara bertahap. Dan ternyata Wikileaks mulai menepati janjinya. Tiga buah dokumen mengenai Indonesia sudah dirilis. Dokumen itu dibuat dalam bentuk Congressional Research Service (CSR), lembaga think tank Kongres AS. Dokumen CRS ini biasanya menjadi dasar bagi Senat dan DPR AS dalam mengambil kebijakan. Berikut isi dokumen tersebut: Masalah Timor Timur CRS Report RS20332 East Timor Crisis: US Policy and Options 5 November 1999 *Pemerintahan Bill Clinton menekan RI agar menerima kehadiran pasukan perdamaian internasional di Timor Timur usai jajak pendapat 1999. *Menghentikan kerja sama militer AS dan Indonesia dan mengancam sanksi lebih keras bila tak mau bekerja sama, mengendalikan milisi, dan memulangkan 200 ribu peng

Netanyahu: Arab dan Israel Punya Pandangan Sama Soal Nuklir Iran

Salah satu informasi rahasia AS yang dibeberkan situs WikiLeaks adalah Arab Saudi dan negara-negara Arab lainnya mengkhawatirkan program nuklir Iran. Raja Saudi, Abdullah, bahkan berulang kali mendesak pemerintah AS untuk menyerang Iran guna menghancurkan program nuklirnya. Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pun mengomentari hal tersebut. Netanyahu berharap hal itu bisa membangun momentum untuk menjatuhkan sanksi internasional yang lebih berat terhadap upaya nuklir Iran. Netanyahu telah berulang kali mengatakan bahwa ancaman senjata nuklir Iran merupakan bahaya terbesar bagi wilayah Timur Tengah. Menurut pemimpin bangsa Yahudi itu, dokumen yang dibocorkan WikiLeaks membuktikan bahwa Israel dan negara-negara Arab memiliki kesamaan pandangan soal nuklir Iran. "Ancaman terbesar bagi perdamaian berasal dari mempersenjatai rezim di Iran. Semakin banyak negara, pemerintah dan pemimpin di Timur Tengah dan lainnya di dunia yang paham bahwa ini merupakan ancama

Hikmahanto: Pemerintah RI Harus Siap-siap Soal Bocoran Dokumen dari WikiLeaks

Situs wistleblower WikiLeaks akan membocorkan 3.000 dokumen lebih dari Kedubes AS di Jakarta. Terkait hal ini, pemerintah Indonesia harus bersiap-siap agar tidak ada reaksi berlebihan dari masyarakat. "Kita harus siap, kita ini disebut apa. WikiLeaks ini membocorkan rahasia penyebutan pemerintah setempat. Misalnya seperti kisah Presiden Prancis. Nanti ini kalau sudah muncul dianalisa, kira-kira apakah pemerintah Indonesia, pejabatnya menghambat kepentingan Amerika atau tidak, mungkin dalam konteks melawan terorisme," ujar pengamat hukum internasional, Hikmahanto Juwana, kepada detikcom, Rabu (1/12/2010). Yang bahaya, kata dia, kalau secara mentah dikonsumsi publik Indonesia. Hal itu bisa membuat masyarakat termakan dengan sikap pemerintah AS. "Sehingga justru publik yang akan marah kepada AS. Ini harus disiapkan langkah juga untuk meng-handle itu," lanjut guru besar UI ini. Bagaimana pemerintah Indonesia harus bersiap-siap? "Dikomunikasikan dari se

Untuk Kalahkan Hamas, Israel Konsultasi ke Fatah dan Mesir

Masih ingat invasi Israel di jalur Gaza, Palestina pada tahun 2008 silam? Ternyata, Israel berkonsultasi dulu dengan faksi Fatah dan pemerintah Mesir sebelum menyerbu Gaza. Fatah dan Mesir ditawari untuk menguasai Gaza, jika Hamas ditaklukan. Demikian kawat-kawat diplomatik AS yang dibocorkan oleh WikiLeaks dalam situsnya. Seperti dilansir AFP, Senin (29/11/2010), dokumen yang dibocorkan adalah kawat diplomatik Wakil Dubes AS untuk Israel, Luis Moreno pada Juni 2009. Moreno menyebutkan upaya koordinasi dari Menhan Israel Ehud Barak. "Dia (Barak) menjelaskan pemerintah Israel telah berkonsultasi dengan Mesir dan Fatah sebelum menyerang Gaza, bertanya apa mereka bersedia untuk mengendalikan Gaza begitu Israel mengalahkan Hamas," kata dia. Namun atas tawaran itu, Fatah dan Mesir menolaknya. "Barak mengatakan, pemerintah Israel mendapatkan jawaban negatif dari keduanya," kata Moreno. Invasi Israel pada 27 Desember 2008 digelar selama 22 hari. 1.400 Warga P

Wikileaks Sebut China Siap Tinggalkan Korea Utara

Dokumen yang membocorkan kawat-kawat diplomasi yang diterbitkan situs Wikileaks benar-benar membuat dunia panik. Tak cuma membuat Amerika Serikat Gerah atas bocornya diplomasi negara Adi Kuasa itu, Wikileaks juga menyebut China, yang selama ini bersekutu dengan Korea Utara siap meninggalkan negara Kim Jong-il tersebut. Dalam situs Wikileaks seperti yang dilansir AFP, Selasa (30/11/2010), Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Chun Yung-woo, mengatakan kepada Duta Besar AS untuk Korsel, Korea Utara tidak lagi dianggap sebagai sekutu yang berguna atau dapat diandalkan. Para pejabat Korea Selatan juga mengatakan bahwa China tidak akan mampu menghentikan keruntuhan Korea Utara. "China siap meninggalkan Korea Utara dan akan menerima penyatuan Semenanjung Korea," demikian isi bocoran seperti yang tertera dalam situs Wikileaks sebagaimana dilansir Guardian, Senin (29/11/2010). Selama ini, China memang sekutu terdekat Korut. Selain memiliki kesamaan ideologi yakni komu

Interpol Keluarkan Perintah Penangkapan Pendiri WikiLeaks

Badan kepolisian global, Interpol telah mengeluarkan perintah penangkapan terhadap pendiri situs WikiLeaks, Julian Assange. Perintah penangkapan ini diumumkan Interpol di tengah aktivitas situsnya yang terus membocorkan dokumen-dokumen rahasia AS. Perintah penangkapan tersebut awalnya dikeluarkan Swedia atas dugaan pemerkosaan yang dilakukan Assange. "Ada 'Red Notice' publik atas nama Swedia," kata juru bicara Interpol kepada kantor berita AFP, Rabu (1/12/2010). Juru bicara tersebut membenarkan bahwa Interpol telah memposting di situsnya mengenai permintaan Swedia untuk bantuan dalam menemukan Assange. Kantor Penuntut Umum Internasional Swedia di Gothenburg telah mengeluarkan perintah penangkapan Assange tersebut pada 18 November lalu. Assange dituduh melakukan pemerkosaan, pelecehan seksual dan pemaksaan. Keberadaan Assange, pria berkebangsaan Australia berumur 39 tahun itu, saat ini tidak diketahui. Dengan adanya perintah penangkapan dari Interpol ini be

Ahmadinejad Tuding AS Sengaja Lepas Dokumen WikiLeaks

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad kembali melontarkan pernyataan tajam terhadap pemerintah Amerika Serikat. Menurut pemimpin republik Islam itu, pemerintah AS telah dengan sengaja melepas informasi-informasi rahasia yang dibocorkan situs WikiLeaks. Hal itu disampaikan Ahmadinejad ketika ditanyai oleh media Iran, Press TV mengenai dibocorkannya dokumen-dokumen rahasia AS oleh WikiLeaks. "Biar saya koreksi Anda. Material itu tidak bocor, melainkan dilepas secara terorganisir," cetus Ahmadinejad seperti dilansir Press TV, Selasa (30/11/2010). Menurut Ahmadinejad, pemerintah AS sengaja merilis dokumen-dokumen itu. "Itu (dokumen) tak punya nilai hukum dan tak akan berdampak politik seperti yang mereka upayakan," kata Ahmadinejad. Ditekankan Ahmadinejad, "permainan" WikiLeaks tak layak untuk dikomentari dan tak seorang pun yang akan membuang-buang waktu mereka untuk mengkajinya. Menurutnya, pemerintah AS mencoba merusak hubungan Iran dengan negara-n

WikiLeaks: AS Khawatir Akan Sarkozy Setelah Bercerai dari Istrinya

Kehidupan pribadi Presiden Prancis Nicolas Sarkozy ternyata tak luput dari perhatian diplomat-diplomat Amerika Serikat. Bahkan pada tahun 2007 lalu, para diplomat AS khawatir bahwa perceraian Sarkozy dari istrinya waktu itu, Cecilia telah menyebabkan sekutu mereka itu lebih gampang marah dan tak terduga. Hal itu terungkap dalam kabel diplomatik yang dibocorkan situs WikiLeaks seperti dilansir kantor berita AFP , Rabu (1/12/201010). "Perceraian Sarkozy baru-baru ini menimbulkan pertanyaan mengenai kemampuannya dalam menjaga keseimbangan dan fokusnya," demikian ditulis Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Paris, Prancis dalam kabel diplomatik Oktober 2007. "Sarkozy sendiri pernah bicara mengenai ketergantungannya pada Cecilia, "sumber kekuatan dan kelemahan saya" begitu kata dia," demikian ditulis Kedubes AS. "Selama perpisahan mereka pada 2005, Sarkozy muncul dengan terlihat sangat mudah marah dan lebih murung, sama seperti ketika muncul di KTT L

Ekuador Cabut Tawaran Menetap Bagi Pendiri WikiLeaks

Ekuador telah menawarkan izin menetap untuk pendiri situs kontroversial WikiLeaks, Julian Assange. Namun tawaran itu kini dicabut. Presiden Ekuador Rafael Correa menarik tawaran tersebut. Ditegaskannya, tidak pernah ada tawaran resmi soal itu untuk Assange. "Tak ada tawaran resmi untuk direktur WikiLeaks," kata Correa pada konferensi pers di Kota Guayaquil, Ekuador seperti dikutip kantor berita AFP, Rabu (1/12/2010). Menurut Correa, tawaran suaka untuk Assange tersebut semata-mata merupakan komentar pribadi Wakil Menteri Luar Negeri Ekuador Kintto Lucas. "Itu komentar pribadi oleh wakil menteri luar negeri. Dia tidak mendapat izin saya," cetus Correa. Sebelumnya Lucas mengatakan pada Senin, 29 November lalu bahwa Ekuador menawarkan Assange untuk menetap di negeri itu dengan tanpa syarat. "Kami siap memberikan dia izin tinggal di Ekuador, dengan tanpa masalah dan tanpa syarat," kata Lucas pada situs Ecuadorinmediato. "Kami akan mengundang d

Arab Saudi Bantah Telah Desak AS Untuk Serang Iran

Kerajaan Arab Saudi membantah salah satu dokumen yang dibocorkan situs WikiLeaks mengenai desakan untuk menyerang Iran. WikiLeaks pada Minggu, 28 November lalu merilis kembali sekitar 250 ribu dokumen rahasia AS. Sebagian dokumen menyebutkan bahwa Saudi beserta negara-negara Arab lainnya seperti Yordania, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab mengkhawatirkan program nuklir Iran. Raja Saudi, Abdullah, bahkan beberapa kali mendesak pemerintah AS untuk menyerang Iran guna menghancurkan program nuklirnya. Namun hal itu dibantah pihak kerajaan Saudi. "Kerajaan Arab Saudi menolak klaim tersebut secara keseluruhan, dan ini bukan pertama kalinya klaim seperti itu dibuat di media," tegas kuasa usaha Saudi untuk Teheran seperti dikutip kantor berita Mehr dan dilansir media Iran, Press TV , Rabu (1/12/2010). Menurut pejabat Saudi itu, klaim tersebut dimaksudkan untuk merusak hubungan kedua negara. Sebelumnya Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menuding bahwa pemerintah AS sengaja

Kemlu Harus Tanya Kedubes AS Apa WikiLeaks Bocorkan Pribadi SBY

WikiLeaks akan membocorkan lebih 3.000 kawat diplomatik dari Kedubes AS di Jakarta dan Konjen AS di Surabaya. Kemlu RI harus mengantisipasi hal itu dengan bertanya lebih dulu kepada Kedubes AS apa kira-kira isi kawat yang akan bocor itu. "Apakah ada informasi terkait dengan SBY, baik sebagai pribadi atau Presiden, termasuk para pejabat lain," ujar pakar hubungan internasional Prof Hikmahanto Juwana pada detikcom , Kamis (2/12/2010). Hikmahanto menyayangkan statemen Wamenlu Triyono Wibowo yang menyatakan, "Bagaimana kita bereaksi kalau isinya saja tidak tahu." Menurut guru besar UI ini, pernyataan ini mengindikasikan bahwa pejabat Kemlu kurang mau mengambil inisiatif untuk tindakan antisipatif. Padahal dokumen rahasia dari berbagai Perwakilan AS di dunia kepada Washington telah memunculkan berbagai reaksi baik di tingkat pemerintah maupun publik. "Merujuk pada kegegeran yang diakibatkan oleh WikiLeaks, pemerintah Indonesia yang dikoordinasikan ole

Hillary Clinton Pernah Minta Diplomat AS Mata-matai PBB

Pembocoran kawat-kawat diplomatik lewat situs WikiLeaks, terus membuat kejutan. Menlu AS Hillary Clinton ternyata pernah meminta para diplomat AS memata-matai para pejabat badan dunia Perserikatan Bangsa-bangsa. Bocoran yang dimuat New York Times di AS dan The Guardian di Inggris mengungkapkan para diplomat AS diminta untuk mencari informasi seputar pejabat PBB atau utusan dari negara-negara penting di dunia. Disebutkan juga kalau agen-agen CIA disusupkan ke Kedubes AS di Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Amerika Latin dan PBB. Seperti dilansir AFP dari The Guardian, Senin (29/11/2010), sebuah kabel dari Menlu AS Hillary Clinton, pada Juli 2010, memerintahkan untuk mencari rincian soal sistem komunikasi pejabat PBB. Hal ini termasuk password, dan kode-kode untuk jaringan komunikasi mereka. Sementara The New York Times mengungkapkan Clinton meminta para diplomat AS di PBB mencari informasi rahasia. Informasi itu berupa biografi dan biometrik dari diplomat-diplomat Korea U

Iran Persenjatai Milisi untuk Menculik dan Membunuh Tentara AS

Sejumlah fakta semasa perang Irak bocor karena dokumen rahasia militer beredar ke publik lewat wikileaks. Termasuk dokumen yang berisi tentang nimbrungnya Iran dalam kekacauan di Irak. Reuters memberitakan, Sabtu (23/10/2010), dalam dokumen tersebut Iran disebut terlibat perang bayangan dengan pasukan AS di Irak. Teheran dituding menggunakan milisi untuk membunuh dan menculik prajurit AS. Milisi dilatih sedemikian rupa oleh, yang diduga kuat, Garda Revousi Iran. Bahkan pada Agustus lalu, utusan khusus AS di Irak menyebutkan Iran bertanggung jawab atas 1/4 korban tentara AS yang tewas. Belum ada tanggapan dari Iran atas informasi yang beredar ini. Namun Menlu AS Hillary Clinton mengatakan informasi rahasia yang beredar bebas bisa membuat warga AS dalam bahaya. Pentagon juga memperingatkan bocornya dokumen ini bisa membuat nyawa pasukan AS dan rakyat Irak terancam. Pendapat berbeda diutarakan oleh anggota kongres dari Partai Demokrat, Dennis Kucinich dari Ohio. Dia berpenda

Dokumen Perang Irak Bocor, Media China Kecam AS

Bocornya dokumen-dokumen perang Irak yang dipublikasikan situs WikiLeaks dimanfaatkan oleh media pemerintah china untuk menyerang pemerintah Amerika Serikat (AS). Dicetuskan bahwa kebocoran itu telah merusak kredibilitas AS sebagai pelindung HAM. "Besarnya kejahatan tersebut akan membuat setiap orang benar marah. Itu lagi-lagi memberikan tanda tanya besar terhadap citra AS yang memproklamirkan diri sebagai juara HAM dunia," tulis China Daily dalam komentarnya seperti dilansir kantor berita AFP , Senin (25/10/2010). Hal itu ditulis media China Daily setelah pemerintah Beijing dikritik dalam laporan oleh komisi para pejabat pemerintah dan anggota parlemen AS. Dalam laporan itu, AS mengkritik kekerasan yang kian meningkat oleh Beijing terhadap para aktivis HAM dan pengacara. Isu HAM selalu menjadi isu sensitif dalam hubungan AS-China. Awal bulan ini, Washington menyerukan pembebasan Liu Xiaobo setelah pembangkang China yang dipenjara itu diumumkan meraih penghar

Dokumen Militer AS di Wikileaks: Korban Perang Irak 60 % Sipil

Dokumen rahasia militer AS yang berisi aksi tentaranya selama perang Irak dibeberkan di Wikileaks. Tidak kurang dari 391.832 logs atau catatan selama perang 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2009 dirilis ke publik. Dalam websitenya, Wikileaks mulai melempar dokumen tersebut ke publik pada tanggal 22 Oktober 2010. Mereka mengklaim kebocoran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah militer Amerika. Tiap catatan itu tergolong 'SIGACT' (Significant Action in the war). Ini kali pertama detil kejadian yang dilihat dan didengar tentara AS langsung di medan perang bisa diketahui oleh masyarakat luas. Padahal sebelumnya catatan tersebut tidak pernah diizinkan oleh pemerintah AS diumumkan ke publik. Isi dokumen berisi antara lain data 109.032 orang yang tewas dalam perang Irak. Mereka yang tewas terdiri dari 66.081 warga sipil, 23.984 pengacau keamanan (musuh), 15.196 tentara Irak, 3.771 orang tentara pasukan koalisi. Dari data ini terlihat kalau lebih dari 60 persen korb

Helikopter Apache Berondong Musuh yang Sudah Menyerah

Dokumen rahasia militer AS yang bocor di Wikileaks menunjukkan fakta-fakta pelanggaran HAM yang dilakukan tentara AS selama pendudukan di Irak. Dalam salah satu dokumen, tentara AS menembaki musuh yang diketahui sudah menyerah. Pendiri Wikileaks Julian Assange mengatakan, salah satu dokumen berisi log perang helikopter apache yang membunuh musuh yang sudah menyerah. Dokumen itu menyebutkan kalau musuh tidak dapat menyerah pada helikopter. "Isi dokumennya: Mereka tidak bisa menyerah pada pesawat/helikopter dan masih tetap jadi target valid," ujar Assange seperti detikcom kutip dari reuters, Sabtu (23/10/2010). "CLEARED TO ENGAGE . / ___ STATES THEY CAN NOT SURRENDER TO AIRCRAFT AND ARE STILL VALID TARGETS." Assange menceritakan pada jaringan televisi Al Jazeera kalau dokumen yang dimiliki Wikileaks berisi cukup bukti 40 pembunuhan yang tidak tepat sasaran. "Ada laporan warga sipil dibunuh di checkpoint," jelasnya. Dokumen rahasia militer AS yan

Pentagon Buru Pelaku Pembocoran Dokumen Rahasia Perang Afghan

Pentagon tengah melancarkan pemburuan untuk menemukan siapa yang membocorkan puluhan ribu dokumen rahasia mengenai perang di Afghanistan. Salah satu skandal kebocoran rahasia terbesar dalam sejarah Amerika Serikat (AS). Pejabat-pejabat keamanan AS mengatakan, orang yang berada di balik pembocoran dokumen rahasia itu tampaknya memiliki akses rahasia ke dokumen-dokumen sensitif mengenai perang Afghanistan. "Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk mencoba memastikan siapa yang bertanggung jawab," kata sekretaris pers Geoff Morrell seperti dilansir News.com.au , Rabu (28/7/2010). "Sebelum kita mengetahui siapa yang bertanggung jawab, kita harus berpegang pada kemungkinan bahwa bisa jadi ada informasi lain yang belum diungkapkan," imbuh Morrell. Sekitar 91.000 dokumen rahasia diterbitkan di situs internet Wikileaks pada Minggu, 25 Juli waktu setempat lalu. Berkas-berkas tersebut memuat rincian perang di Afghanistan, termasuk kematian korban sipil yan

Pentagon Was-was Rencana WikiLeaks Bocorkan Dokumen Perang Irak

Rencana pembocoran dokumen rahasia oleh WikiLeaks kembali membuat Pentagon waspada. Mereka menjaga betul dokumen-dokumen rahasia mereka, karena WikiLeaks sesumbar akan membocorkan 400.000 dokumen militer perang Irak. Pembocoran besar-besaran yang kemungkinan dilakukan minggu ini, akan lebih besar daripada yang pernah dilakukan sebelumnya. WikiLeaks pernah membocorkan 77.000 dokumen rahasia perang Afghanistan, termasuk nama-nama informan perang. Untuk mencegah kebocoran data intelijen perang Irak, pejabat-pejabat Pentagon menyiagakan 120 orang satgas khusus. "Mereka sejak beberapa minggu lalu menyisir setiap database Pentagon dan memperkirakan kemungkinan dampak yang terjadi," kata Jubir Pentagon, Kolonel David Lapan, seperti dilansir AFP, Senin (18/10/2010). Departemen Pertahanan AS khawatir, jika WikiLeaks sungguh membocorkan dokumen mereka, akan ada data-data aktivitas perang Irak yang penting. Misalnya saja serangan terhadap pasukan koalisi, tentara Irak, war

Militer AS Tutup Mata Penyiksaan Tahanan Irak

Militer AS memegang kendali keamanan semasa pendudukan di Irak. Tapi mereka justru membiarkan saja aksi penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Irak terhadap tahanan perang. Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia militer AS yang dirilis oleh Wikileaks. Tidak ada proses hukum terhadap polisi Irak yang menyiksa tahanan hingga cedera parah. Wikileaks memberikan akses ke dokumen rahasia tersebut ke beberapa media internasional. Salah satu dokumen berisi cerita saat tahanan ditembak kakinya oleh polisi Irak. Tulang iganya patah, bagian tubuhnya terluka sana-sini karena juga dihantam oleh cambuk. "Hasilnya: Tidak ada penyelidikan lebih lanjut," demikian yang ditulis The Guardian dan dikutip reuters , Sabtu (23/10/2010). Amnesti International mempertanyakan kenapa pemerintah AS melakukan 'pembiaran' ini. Ada indikasi kalau pemerintah AS telah melanggar hukum internasional dengan menyerahkan tahanan ke pasukan keamanan Irak yang diketahu

Bangunan Sipil Diledakkan Karena Ada 1 Terduga Musuh

Demi mengejar satu terduga musuh, militer AS tampaknya bisa melakukan tindakan apapun walau tergolong ekstrim. Termasuk meledakkan satu bangunan sipil. Pendiri wikileaks Julian Assange mengatakan, berdasar dokumen rahasia militer AS yang berada di tangannya, ada sejumlah laporan yang bisa dijadikan terjadi salah target. Salah satunya adalah meledakkan bangunan sipil demi membunuh satu terduga musuh. "Ada laporan penduduk sipil dibunuh di checkpoint , tahanan Irak disiksa pasukan koalisi, dan pasukan AS meledakkan seluruh bangunan sipil karena di dalamnya ada satu terduga musuh," demikian yang tertulis dalam wikileaks seperti dikutip detikcom dari reuters , Sabtu (23/10/2010). Laporan lainnya menyebutkan ada helikopter Apache AS yang membunuh musuh yang sudah menyerah. Mereka beralasan musuh tidak bisa menyerah pada pesawat atau helikopter. "CLEARED TO ENGAGE . / ___ STATES THEY CAN NOT SURRENDER TO AIRCRAFT AND ARE STILL VALID TARGETS." Dalam websitenya

Wikileaks dapat domain baru

Wikileaks sekarang pakai jasa domain yang berada di Eropa Situs internet pembocor rahasia, Wikileaks, kembali online hari Jumat dengan alamat baru dari Swiss: wikileaks.ch. Situs internet yang semula beralamat wikileaks.org itu sempat ditutup selama enam jam oleh perusahaan yang menyediakan nama domain-nya, EveryDNS.net. Penyedia domain sebelumnya mengatakan pihaknya telah menghentikan layanan itu karena wikileaks.org mendapatkan serangan dunia maya besar-besaran. Dikatakannya, serangan itu mengancam prasarana (infrastruktur) mereka dan membahayakan akses ke ribuan situs lain. Wikileaks mengatakan situsnya mengalami gangguan sejak menerbitkan ribuan rahasia kabel diplomatik AS. Memo, yang membicarakan hubungan AS dan kegiatan militernya itu, menyebabkan kehebohan besar di seluruh dunia. Dalam pesan singkat di Twitter, Wikileaks mengakui bahwa domainnya sudah "dibunuh" oleh EveryDNS.n

Militer AS Tutup Mata Penyiksaan Tahanan Irak

Militer AS memegang kendali keamanan semasa pendudukan di Irak. Tapi mereka justru membiarkan saja aksi penyiksaan dan kekerasan yang dilakukan pasukan keamanan Irak terhadap tahanan perang. Hal tersebut terungkap dalam dokumen rahasia militer AS yang dirilis oleh Wikileaks. Tidak ada proses hukum terhadap polisi Irak yang menyiksa tahanan hingga cedera parah. Wikileaks memberikan akses ke dokumen rahasia tersebut ke beberapa media internasional. Salah satu dokumen berisi cerita saat tahanan ditembak kakinya oleh polisi Irak. Tulang iganya patah, bagian tubuhnya terluka sana-sini karena juga dihantam oleh cambuk. "Hasilnya: Tidak ada penyelidikan lebih lanjut," demikian yang ditulis The Guardian dan dikutip reuters , Sabtu (23/10/2010). Amnesti International mempertanyakan kenapa pemerintah AS melakukan 'pembiaran' ini. Ada indikasi kalau pemerintah AS telah melanggar hukum internasional dengan menyerahkan tahanan ke pasukan keamanan Irak yang dik

Kementerian HAM Irak: Tak Ada yang Mengejutkan

"Tidak ada yang mengejutkan". Itulah komentar Kementerian Hak Asasi Manusia Irak tentang dokumen rahasia militer Amerika Serikat (AS) yang dibongkar oleh Wikileaks. Juru Bicara Kementerian tersebut, Kamil al-Amin, mengatakan, isi laporan itu bukanlah sesuatu yang baru. Sebab, pihaknya telah mengungkap banyak kasus termasuk penyiksaan di penjara Abu Ghraib. Abu Ghraib adalah penjara yang dibangun di bawah Presiden Saddam Hussein. Penjara menyeramkan itu lalu diambil alih oleh pasukan AS setelah invasi pada 2003. Sebuah kekejaman tentara AS terhadap warga negara Irak di penjara itu sempat terungkap sebelumnya. Demikian seperti dikutip dari AFP , Sabtu (23/10/2010) Dokumen rahasia militer AS yang berisi aksi tentaranya selama perang Irak dibeberkan di Wikileaks. Tidak kurang dari 391.832 logs atau catatan selama perang 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2009 dirilis ke publik. Dalam websitenya, Wikileaks mulai melempar dokumen-dokumen penting itu pada ta

AS Bantah Tudingan Membiarkan Penyiksaan Tahanan Irak

Dalam dokumen-dokumen rahasia mengenai perang Irak yang dibocorkan situs WikiLeaks, militer Amerika Serikat (AS) dituding membiarkan penyiksaan tahanan yang dilakukan pasukan Irak. Namun tudingan itu dibantah oleh Jenderal George Casey, kepala staf Angkatan Darat AS yang sebelumnya memimpin pasukan di Irak selama hampir tiga tahun. Casey membantah pemberitaan sejumlah media yang menyebutkan militer AS menutup mata atas penganiayaan tahanan Irak. "Bukan begitu kasusnya. Kebijakan kami selama ini adalah ketika tentara-tentara Amerika mendapati penyiksaan tahanan, mereka menghentikannya dan kemudian segera melaporkannya ke rantai komando Amerika dan rantai komando Irak," ujar Casey kepada wartawan seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (26/10/2010). Dalam situsnya, WikiLeaks mulai melempar dokumen-dokumen rahasia mengenai perang Irak ke publik pada 22 Oktober lalu. WikiLeaks mengklaim kebocoran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah militer Amerika.

Pasukannya dalam Bahaya, Inggris Kutuk Ulah WikiLeaks

Reaksi keras atas bocornya 400.000 dokumen rahasia militer Amerika Serikat (AS) pada perang Irak datang dari Inggris. Mereka mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh situs WikiLeaks tersebut. Menurut Inggris, salah satu negara penyokong invasi AS ke Irak tahun 2003 itu, bocornya dokumen telah membuat kehidupan pasukannya dalam bahaya. Demikian seperti dikutip dari AFP , Sabtu (23/10/2010). "Kami mengutuk setiap peluncuran yang tidak sah," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataannya. Selain membuat kehidupan serdadu Inggris dalam bahaya, katanya, pengungkapan dokumen itu membuat operasi di Irak menjadi persoalan yang makin sulit. Dokumen rahasia militer AS yang berisi aksi tentaranya selama perang Irak dibeberkan di Wikileaks. Tidak kurang dari 391.832 logs atau catatan selama perang 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2009 dirilis ke publik. Dalam websitenya, Wikileaks mulai melempar dokumen-dokumen penting itu pada tangga