Pasukannya dalam Bahaya, Inggris Kutuk Ulah WikiLeaks

Reaksi keras atas bocornya 400.000 dokumen rahasia militer Amerika Serikat (AS) pada perang Irak datang dari Inggris. Mereka mengutuk perbuatan yang dilakukan oleh situs WikiLeaks tersebut.

Menurut Inggris, salah satu negara penyokong invasi AS ke Irak tahun 2003 itu, bocornya dokumen telah membuat kehidupan pasukannya dalam bahaya. Demikian seperti dikutip dari AFP, Sabtu (23/10/2010).

"Kami mengutuk setiap peluncuran yang tidak sah," kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah pernyataannya.

Selain membuat kehidupan serdadu Inggris dalam bahaya, katanya, pengungkapan dokumen itu membuat operasi di Irak menjadi persoalan yang makin sulit.

Dokumen rahasia militer AS yang berisi aksi tentaranya selama perang Irak dibeberkan di Wikileaks. Tidak kurang dari 391.832 logs atau catatan selama perang 1 Januari 2004 sampai 31 Desember 2009 dirilis ke publik.

Dalam websitenya, Wikileaks mulai melempar dokumen-dokumen penting itu pada tanggal 22 Oktober 2010 lalu. Mereka mengklaim kebocoran ini merupakan yang terbesar dalam sejarah militer AS.

Isi dokumen antara lain berisi adanya 109.032 orang yang tewas dalam perang Irak. Mereka yang tewas terdiri dari 66.081 warga sipil, 23.984 pengacau keamanan (musuh), 15.196 tentara Irak, 3.771 pasukan koalisi.

"Tidak bisa berspekulasi pada detail tertentu dari dokumen tersebut tanpa penyelidikan lebih lanjut. Sementara penyelidikan atas Irak sedang berlangsung," imbuh juru bicara tersebut.

Sementara itu, pendiri WikiLeask, Julian Assange, membela keputusannya membeberkan dokumen rahasia AS mengenai perang di Irak.

Seperti dilancir bbc.co.uk, Julian mengatakan, rincian mendalam mengenai konflik ini disebarluaskan dalam upayanya menguak kebenaran mengenai perang tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Kalahkan Hamas, Israel Konsultasi ke Fatah dan Mesir

Wikileaks Sebut China Siap Tinggalkan Korea Utara